Sabtu, 19 April 2014

Ibuku adalah inspirasiku dan ayahku adalah idolaku



Wanita ini bernama mariatih. Dia adalah Ibuku. Wanita yang luar biasa. Ibuku bukan wanita karier, ia hanya seorang Ibu rumah tangga. Sejak kecil keluarga nya kurang mampu dan karena ia masih
ibuku hanya diperkenankan sekolah hanya sampai tingkat dasar. Tapi itu tidak membuatnya berkecil hati.. Semangat belajarnya luar biasa.

Dari Ibulah aku belajar mencintai pekerjaan.
Ibuku tidak pernah belajar ilmu psikologi. Tapi dia adalah ibu yang berhati lembut. Tidak pernah marah, marahnya adalah diamnya. Ketika masih duduk di taman kanak2 aku masih ingat saat pulang sekolah aku berlari hanya untuk bilang kalau aku sudah bisa menggambar bintang. Waktu itu dia sedang sakit. dia ingin melihatku menggambarkan bintang untuknya.

Meski tidak pernah mengecap pendidikan tinggi, Ibulah yang banyak meyakinkan ayah bahwa sebagai ketua rumah tangga mereka berdua bisa menyekolahkan aku dan adik adik aku hingga Perguruan Tinggi. Tanpa dukungan Ibu, Ayah yang cuma PNS pernah merasa "tidak mungkin",. Alhamdulillah aku bisa sekolah di perguruan tinggi
 UNIVERSITAS GUNADARMA,
adik adik ku masih sekolah dasar dan TK.
Dari Ibu aku belajar tidak ada yang tidak mungkin sebelum mencoba. "Setiap anak masing-masing punya rizki, karena pendidikan itu sangat penting. Dan jangan pernah lupa berdoa pada Allah, maka Allah akan memudahkan urusan kalian"

Banyak hal yang aku pelajari dari ibuku. Tentang semangat untuk belajar dan terus belajar, tentang kesabaran, dan tentang kerja keras. Ia lakukan semua tugasnya sebagai istri, sebagai ibu tidak pernah mengeluh. Karena itulah aku memilih ibu sebagai sosok yang banyak mengispirasiku. Dan aku yakin ada banyak ibu yang juga seperti ibuku di luar sana. Seperti pemulung yang mungkin seorang ibu, tukang sapu jalan yang juga seorang ibu, seorang dokter yang juga seorang ibu, guru yang juga seorang ibu... Dan mereka menjalani itu semua tanpa mengeluh.

Orang tua yang baik adalah mendidik dengan teladan, dan itu yang mereka ayah ndan ibu lakukan padaku dan adik2ku, sebagian dari pelajaran yg mereka ajarkan padaku yang aku tulis di bawah adalah nasihat yg mereka sampaikan, tapi sebagian besarnya adalah teladan yg mereka lakukan sehingga ku mengambil kesimpulan atas tindakan mereka yang ku pandang sebagai karakter mereka. Sosok yang saling melengkapi dan menyempurnakan, seperti hal-nya jemari yang saling melengkapi setiap sela-nya, kokoh, dan kuat 

Sepuluh Pelajaran Hidup dari Ibu
1.     Taburkanlah benih kebaikan dimanapun, maka kamu akan  menuainya
2.    Lakukanlah semua dengan ikhlas
3.    Sertakan Alloh dalam setiap keputusan
4.    Orang sukses tidak berfikir apa yang diberikan kepada orang lain, tapi berfikir bagaimana membuat orang lain sukses
5.    Hormati orang tua dan orang lain
6.    Jangan pernah mencari musuh dan hindari pertikaian dengan orang lain
7.    Jaga silaturahmi dengan kelurga dan orang di sekitar
8.    Ikhtiar dan tawakal
9.    Bila kamu mendo’akan orang lain dengan ikhlas tanpa sepengetahuan mereka, malaikatpun mendo’akan hal yang sama untukmu
10. Jangan pelit berbagi dengan orang lain

Mengenai Ayah, Ayahku bernama UDIYONO merupakan sosok yang aku kagumi di dunia setelah nabiku Muhammad SAW. Ayah sifatnya kerja keras, disiplin,rajin dan mudah bersedekah sama orang serta hal yang membuat aku salut sama ayah adalah ayah merupakan benar-benar imam di tengah-tengah keluargaku. Ayah selalu memenuhi kebutuhan dalam keluargaku, dia tidak pernah sedikit mengeluh dengan hasil keringat dia, terkadang kita sendiri yang egois terhadap ayah, ingin membeli barang yang kita inginkan, begitu byk keringat ayah yang terjatuh untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun semangatmu tak pernah pudar

Ayah selalu memberikan motivasi yang positif terus kepada ku. Raihlah cita citamu setinggi langit, sehingga aku bisa kuliah sampai saat ini di UNIVERSITAS GUNADARMA
Ayah sama seperti ibu,ayah selalu mendukung aku dalam hal apapun, terutama tentang pendidikan. Ayah berpesan,"dirikanlah ilmu sebanyak-banyaknya selagi masih muda, lalu setelah berhasil terapkan ilmu itu kepada orang-orang yang ada di sekitar kita." Pesan tadi aku ingat betul sampai sekarang. Dari hal itu saya sadar kalau mencari ilmu itu harus dilakukan setiap detik nafas kita, dimanapun kita berada selama kita masih hidup.
Pesan ayah tersebut harus aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhana adalah pada saat guru atau dosen mengajar dikelas, kita harus mendengarkan secara saksama dan focus pada suatu titik. Tulis kira-kira hal yang penting menurut kita. selesai dosen mengajar kita harus mengulang lagi walaupun cuma sebentar karena hal tersebut akan membuat kita mengingat ilmu dengan cara dosen mengajar pun kita ingat, percayalah!.

Dirumah dibuka lagi walaupun cuma baca saja karena hal itu akan menambah ingatan kita, kalau bisa diulang-ulang lagi sampai kita matang dan menguasai sehingga pelajaran atau materi tadi terserap sempurna dan mengasah otak kita supaya cerdas. Buat pelajaran besok harus belajar dulu biar mengerti dan nyambung dengan apa yang disampaikan dosen besok serta keuntungan lain juga bisa menguasai materi trerlebih dahulu dan sudah punya pertanyaan yang bagus untuk solusi pertanyaan yang akan di puji dosen dan tidak akan diejek teman-teman. Kata ayah, " Hal itu merupakan cara yang praktis untuk meluruskan niat dan mematangkan ilmu kita, biar kita ke sekolah atau kuliah tidak mencari nilai melainkan mencari ilmu yang sesungguhnya".

Sepuluh Pelajaran Hidup dari Ayah
1.     Bekerja keras
2.    Sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu
3.    Rencanakanlah apa yang akan kamu lakukan sebaik mungkin, pertimbangkan peluang dan resiko
4.    Jangan sia-siakan setiap peluang
5.    Bangun relasi seluas-luasnya
6.    Jangan pernah membeda-bedakan orang lain dan berbaurlah dengan siapapun
7.    Jangan pernah minder atau merendahkan orang lain
8.    Jangan pernah terpuruk dalam kegagalan, tapi bangkitlah kembali mencari peluang yang lain
9.    Tempatkan diri dengan tepat dimanapun dan kapanpun (fleksibel)
10. Jaga kepercayaan orang lain terhadapmu dan mampu memberi kepercayaan terhadap orang lain (siap dipimpin, dan siap memimpin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar