Wanita ini bernama mariatih. Dia adalah Ibuku. Wanita yang
luar biasa. Ibuku bukan wanita karier, ia hanya seorang Ibu rumah tangga. Sejak
kecil keluarga nya kurang mampu dan karena ia masih
ibuku hanya diperkenankan sekolah hanya sampai tingkat dasar.
Tapi itu tidak membuatnya berkecil hati.. Semangat belajarnya luar biasa.
Dari Ibulah aku belajar mencintai pekerjaan.
Ibuku tidak pernah belajar ilmu psikologi. Tapi dia adalah ibu yang berhati lembut. Tidak pernah marah, marahnya adalah diamnya. Ketika masih duduk di taman kanak2 aku masih ingat saat pulang sekolah aku berlari hanya untuk bilang kalau aku sudah bisa menggambar bintang. Waktu itu dia sedang sakit. dia ingin melihatku menggambarkan bintang untuknya.
Ibuku tidak pernah belajar ilmu psikologi. Tapi dia adalah ibu yang berhati lembut. Tidak pernah marah, marahnya adalah diamnya. Ketika masih duduk di taman kanak2 aku masih ingat saat pulang sekolah aku berlari hanya untuk bilang kalau aku sudah bisa menggambar bintang. Waktu itu dia sedang sakit. dia ingin melihatku menggambarkan bintang untuknya.
Meski tidak pernah mengecap pendidikan tinggi, Ibulah yang banyak meyakinkan ayah bahwa sebagai ketua rumah tangga mereka berdua bisa menyekolahkan aku dan adik adik aku hingga Perguruan Tinggi. Tanpa dukungan Ibu, Ayah yang cuma PNS pernah merasa "tidak mungkin",. Alhamdulillah aku bisa sekolah di perguruan tinggi
UNIVERSITAS GUNADARMA,
adik adik ku masih sekolah dasar dan TK.
Dari Ibu aku belajar tidak ada yang tidak mungkin sebelum
mencoba. "Setiap anak masing-masing punya rizki, karena pendidikan itu
sangat penting. Dan jangan pernah lupa berdoa pada Allah, maka Allah akan
memudahkan urusan kalian"
Banyak hal yang aku pelajari dari ibuku. Tentang semangat untuk belajar dan terus belajar, tentang kesabaran, dan tentang kerja keras. Ia lakukan semua tugasnya sebagai istri, sebagai ibu tidak pernah mengeluh. Karena itulah aku memilih ibu sebagai sosok yang banyak mengispirasiku. Dan aku yakin ada banyak ibu yang juga seperti ibuku di luar sana. Seperti pemulung yang mungkin seorang ibu, tukang sapu jalan yang juga seorang ibu, seorang dokter yang juga seorang ibu, guru yang juga seorang ibu... Dan mereka menjalani itu semua tanpa mengeluh.
Banyak hal yang aku pelajari dari ibuku. Tentang semangat untuk belajar dan terus belajar, tentang kesabaran, dan tentang kerja keras. Ia lakukan semua tugasnya sebagai istri, sebagai ibu tidak pernah mengeluh. Karena itulah aku memilih ibu sebagai sosok yang banyak mengispirasiku. Dan aku yakin ada banyak ibu yang juga seperti ibuku di luar sana. Seperti pemulung yang mungkin seorang ibu, tukang sapu jalan yang juga seorang ibu, seorang dokter yang juga seorang ibu, guru yang juga seorang ibu... Dan mereka menjalani itu semua tanpa mengeluh.
Orang tua yang baik adalah mendidik dengan teladan, dan itu
yang mereka ayah ndan ibu lakukan padaku dan adik2ku, sebagian dari pelajaran
yg mereka ajarkan padaku yang aku tulis di bawah adalah nasihat yg mereka
sampaikan, tapi sebagian besarnya adalah teladan yg mereka lakukan sehingga ku
mengambil kesimpulan atas tindakan mereka yang ku pandang sebagai karakter
mereka. Sosok yang saling melengkapi dan menyempurnakan, seperti hal-nya jemari
yang saling melengkapi setiap sela-nya, kokoh, dan kuat
Sepuluh Pelajaran Hidup dari Ibu
1.
Taburkanlah benih kebaikan dimanapun, maka kamu
akan menuainya
2.
Lakukanlah semua dengan ikhlas
3.
Sertakan Alloh dalam setiap keputusan
4.
Orang sukses tidak berfikir apa yang diberikan
kepada orang lain, tapi berfikir bagaimana membuat orang lain sukses
5.
Hormati orang tua dan orang lain
6.
Jangan pernah mencari musuh dan hindari pertikaian
dengan orang lain
7.
Jaga silaturahmi dengan kelurga dan orang di
sekitar
8.
Ikhtiar dan tawakal
9.
Bila kamu mendo’akan orang lain dengan ikhlas
tanpa sepengetahuan mereka, malaikatpun mendo’akan hal yang sama untukmu
10. Jangan
pelit berbagi dengan orang lain
Mengenai Ayah, Ayahku bernama
UDIYONO merupakan sosok yang aku kagumi di dunia setelah nabiku Muhammad SAW.
Ayah sifatnya kerja keras, disiplin,rajin dan mudah bersedekah sama orang serta
hal yang membuat aku salut sama ayah adalah ayah merupakan benar-benar imam di
tengah-tengah keluargaku. Ayah selalu memenuhi kebutuhan dalam keluargaku, dia
tidak pernah sedikit mengeluh dengan hasil keringat dia, terkadang kita sendiri
yang egois terhadap ayah, ingin membeli barang yang kita inginkan, begitu byk
keringat ayah yang terjatuh untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun
semangatmu tak pernah pudar
Ayah selalu memberikan motivasi yang positif terus kepada ku. Raihlah
cita citamu setinggi langit, sehingga aku bisa kuliah sampai saat ini di
UNIVERSITAS GUNADARMA
Ayah sama seperti ibu,ayah selalu mendukung aku dalam hal
apapun, terutama tentang pendidikan. Ayah berpesan,"dirikanlah ilmu
sebanyak-banyaknya selagi masih muda, lalu setelah berhasil terapkan ilmu itu
kepada orang-orang yang ada di sekitar kita." Pesan tadi aku ingat betul
sampai sekarang. Dari hal itu saya sadar kalau mencari ilmu itu harus dilakukan
setiap detik nafas kita, dimanapun kita berada selama kita masih hidup.
Pesan ayah tersebut harus aku terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh sederhana adalah pada saat guru atau dosen mengajar
dikelas, kita harus mendengarkan secara saksama dan focus pada suatu titik.
Tulis kira-kira hal yang penting menurut kita. selesai dosen mengajar kita
harus mengulang lagi walaupun cuma sebentar karena hal tersebut akan membuat
kita mengingat ilmu dengan cara dosen mengajar pun kita ingat, percayalah!.
Dirumah dibuka lagi walaupun cuma baca saja karena hal itu
akan menambah ingatan kita, kalau bisa diulang-ulang lagi sampai kita matang
dan menguasai sehingga pelajaran atau materi tadi terserap sempurna dan
mengasah otak kita supaya cerdas. Buat pelajaran besok harus belajar dulu biar
mengerti dan nyambung dengan apa yang disampaikan dosen besok serta keuntungan
lain juga bisa menguasai materi trerlebih dahulu dan sudah punya pertanyaan
yang bagus untuk solusi pertanyaan yang akan di puji dosen dan tidak akan
diejek teman-teman. Kata ayah, " Hal itu merupakan cara yang praktis untuk
meluruskan niat dan mematangkan ilmu kita, biar kita ke sekolah atau kuliah
tidak mencari nilai melainkan mencari ilmu yang sesungguhnya".
Sepuluh Pelajaran Hidup dari Ayah
1.
Bekerja keras
2.
Sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu
3.
Rencanakanlah apa yang akan kamu lakukan sebaik
mungkin, pertimbangkan peluang dan resiko
4.
Jangan sia-siakan setiap peluang
5.
Bangun relasi seluas-luasnya
6.
Jangan pernah membeda-bedakan orang lain dan
berbaurlah dengan siapapun
7.
Jangan pernah minder atau merendahkan orang lain
8.
Jangan pernah terpuruk dalam kegagalan, tapi
bangkitlah kembali mencari peluang yang lain
9.
Tempatkan diri dengan tepat dimanapun dan kapanpun
(fleksibel)
10. Jaga
kepercayaan orang lain terhadapmu dan mampu memberi kepercayaan terhadap orang
lain (siap dipimpin, dan siap memimpin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar