Jumat, 05 Oktober 2012

Teori Organisasi dan Konteks Sejarah



Teori Organisasi adalah sebuah cabang ilmu sosial yang relatif muda, ia baru berkembang pada akhir abad-19. Untuk sedikit lebih paham tentang sejarah perkembangannya penulis menyajikan latar belakang singkat konteks sejarah dimana teori organisasi sebagai sebuah cabang ilmu sosial dikembangkan.
Periode 1750-1870
Ciri utama (main features) situasi masyarakat pada waktu itu adalah adanya revolusi industri (1st industrial revolution, role of technology, invention of steam enggine in the UK). Sebagai salah satu kejadian paling penting sebelum abad kedua puluh ini, dalam kaitannya dengan teori organisasi

Istilah organisasi sebenarnya tidak dikenal dalam ilmu sosial pada masa lalu, dan pada umumnya juga belum dikenal pada ilmu sosial kemudian. Sosiolog besar Ferdinand Tonnies (1855 1936), di dalam bukunya yang terbit pada tahun 1888 yaitu ‘Gemeinschaft und Gesellschaft’ (Komunitas dan Masyrakat), menggolongkan bentuk-bentuk yang dikenal dari organisasi umat manusia sebagai komunitas, yang bersifat organik, dan merupakan sebuah struktur yang berada di bawah kontrol sosial yang ketat. Tonnies tidak pernah membicarakan tentang organisasi.
Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi. Berdasarkan perkembangan yang dialaminya. Teori organisasi selalu mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, teori evolusi masa dapat di bedakan menjdai 3 yaitu :
1.      Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori tradisional atau teori mesin. Pada masa ini, organisasi divisualisasikan sebagai kelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
Terdapat 4 unsur pokok yang terdapat di dalam teori organisasi klasik
1.      Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi
2.      Adanya sekelompok orang dengan spesialis tertentu
3.      Kerja sama antara sekelompok orang dan spesialis yang berbeda
4.      Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengatur sistem tersebut
Penganut teori organisasi meyakini bahwa teori tersebut bergantung pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi ini berkembang menjadi 3 aliran yaitu :
1.    Teori birokrasi. Teori ini menekankan pada legal-rasional. Legal dimaknai sebagai wewenang yang berkaitan pada aturan dan prosedur yang berlaku sedangkan rasional dimaknai sebagai mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.
2.    Teori administrasi. Teori ini menekankan pada makro dan praktik langsung manajemen. Dalam buku admistration industrielle et generale karya henry fayol (terbit,1916). Kegiatan industri di bagi menjadi 6 bagian yaitu :
1.      Kegiatan teknikal
2.      Kegiatan komersial
3.      Kegiatan financial
4.      Kegiatan keamanan
5.      Kegiatan akuntansi
6.      Kegiatan manejerial
3.     Teori manajemen ilmiah. Teori ini lebih memusatkan pada aspek makro organisasi. FW Taylor berpendapat teori manajemen ilmiah sebagai seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja.
2.      Teori Neoklasik
Teori ini muncul akibat dari ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok kerja.
3.      Teori modern
Teori klasik dan teori neoklasik dinilai belum memuaskan dalam bidang manajemen modern. Teori ini kemudian dikenal analisis sistem atau teori terbuka yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan yang paling mencolok antara teori klasik dan teori modern adalah sebagai berikut :
1.   Teori organisasi klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi,sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
2.   Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal sedangkan teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.
Teori Organisasi di Indonesia
Berdasarkan teori di atas kita akan menentukan teori yang di pakai. Organisasi di indonesia tidak menekankan pada analisi dan deskripsi sendiri-sendiri. Selain itu, konsep dinamis, horizontal dan multidimensi yang ditunjukkan sebagian organisasi menunjukkan bahwa mereka lebih memilih teori organisasi modern

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar